8.23.2009

Pare dan Melonku Mulai Berbunga

Senang rasanya pohon pare dan pohon melon yang kutanam sebulan yang lalu (atau lebih, lupa-lupa ingat) mulai berbunga. Bunga pohon pare yang mengembang ada 4 bunga, dan masih ada banyak bakal bunga. Yah kalau bisa jadi buah semua kan lumayan bisa di panen, dioseng dan dinikmat serta kalo ada lebihan sedikit bisa dibagikan tetangga (suami gak doyan pare, alasan klasik, pahit!). Sementara melonku ini melon emas, jadi aku sangat berharap dan mewanti-wanti anakku untuk tidak memetiknya bunganya.

Pertama kali mengembang bunga pareku lalu layu dan gugur, yang kedua juga bernasib sama yang ketiga dipetik anakku, Sekar. Baru yang keempat ini yang bisa diambil gambarnya. Deg-degan bisa selamat sampe berbuah nggak ya? soalnya pohonnya sendiri masih kecil, dan ditanam di pot jadi sepertinya kurang meyakinkan. Apakah pohon pareku mendapat kecukupan gizi? Selain itu potnya juga kuanggap terlalu kecil. Tapi karena lagi bokek, terpaksalah mereka kubetah-betahkan denganpot-pot mereka.

Pohon melonku juga bernasib sama, mereka berbunga sekitar 2-3 bunga sudah mengembang. Alhamdulillah bunganya nggak rontok tapi setelah mekar indah sorenya layu dan tidak gugur.
Kedua pohon ini bunganya berwarna kuning, dan besarnya hampir sama.

Setiap hari kusiram dengan air cucian beras, kadang dengan mol yang diencerkan sangat encer.


Cepat berbuah ya ... nak, buat iri para tetangga :)

8.07.2009

Soto Sokaraja

Beberapa hari yang lalu, aku sempatkan membuat soto sokaraja. Walau sempat diinterupsi dengan sakit gigi yang mendadak kambuh sampai menangis bombay segala. Selain itu aku juga lagi kangen sama negara ngapak, tempat aku dilahirkan dan dibesarkan. Selain itu memang pernah kepikiran untuk membuat soto yang segar daripada beli soto terus. Kebetulan aku suka beli soto madura yang seger rasanya. Terus selain itu karena aku punya tetangga2 yang baik hati yang suka berbagi masakan sekedarnya jika kebetulan masak berlebih. Nah berikut resepnya...

Bahan:
Ketupat
Soun, rendam air dingin hingga lunak.
1/2 kg Daging ayam bagian dada mentok
Kubis pilih yang kecil aja.... diiris lembut kayak mi
Tauge (beli aja 500 perak) bagusnya yang pendek diseduh air panas sampai layu, tiriskan.
Kerupuk merah
Bawang merah goreng
daun bawang dan daun seledri diiris halus
kecap

Bumbu yang dihaluskan
10 butir bawang merah
6 siung bawang putih
1 ruas kunyit
1 ruas jahe
1 sdt merica bulat
1 sdm ketumbar
4 kemiri
pala secukupnya

Bumbu pelengkap
4 helai daun salam
1 btg serai ambil bagian putihnya, memarkan
2 cm lengkuas
garam dan gula jawa secukupnya

Sambal
1 ons kacang tanah digoreng,
10 buah cabe rawit merah, rebus
1 siung kecil bawang putih, rebus
semuanya diulek

cara membuat
Ayam direbus bersama air satu panci
Bumbu yang dihaluskan, digoreng terlebih dahulu sebelum diulek. baru dimasukkan ke dalam air kaldu yang mendidih. Masukkan bumbu pelengkapnya sekalian. Cicipi tambahkan gula atau garam bila perlu.

Cara penyajian:
Iris ketupat secukupnya, masukkan soun, tauge, kubis, taburi irisan daun bawang dan seledri, taburi bawang merah goreng, siram dengan kuah mendidih (jangan cuma hangat). Remas kerupuk merah diatasnya. Sajikan bersama sambal kacang. bila masih kurang pedas tambahkan sambal rawit sendiri (cabe rebus diulek). Beri kecap bila perlu.

Setelah puas dengan hasil masakanku, giliran para tetangga kanan, kiri, depan rumah turut mencicipinya. Enak... katanya.




7.24.2009

Pare dan Melon lalu....

Aku membibitkan pare dan melon sudah lama. Sekitar sebulan yang lalu. Dari buahnya langsung kusebarkan bijinya di dalam wadah plastik yang sudah kuisi dengan tanah dicampur kompos. Perbandingannya aku tidak tahu, seimbang mungkin. Tapi mungkin karena kuletakkan di tepat teduh, biji-biji itu tidak kunjung berkecambah. Baru setelah kupindah ke tempat yang terkena panas matahari, tiga hari kemudian sudah mengeluarkan kecambahnya. Senangnya hatiku.

Segera kutunjukkan pada tetangga kanan, kiri, depan rumahku tentang keberhasilan pertamaku. Ada yang gembira dan berharap ikut mencicipi hasil panenku kelak, ada pula yang geleng-geleng kepala karena ternyata aku menyukai pekerjaan kotor selain mengolah sampah (menurutnya sampah adalah benda menjijikkan yang harus segera dienyahkan dari rumah).

biji pare yang mulai berkecambah

Setelah bibit itu cukup tinggi dan kuat maka kupindahkan ke pot yang lebih besar. Dengan media tanam campuran antara pakis, tanah gembur dan kompos buatanku sendiri. Aku juga segera menancapkan tiga ranting di dalamnya untuk tempat merambat pohon pare dan melon itu. Maksudku supaya aku tidak merusak akar pohon yang jika sudah tumbuh memanjang (pare kan menjalar) jelas akan memanjang di dalam tanah.

Sekarang yang perlu kurisaukan adalah sebagian halaman depan rumahku tidak terkena sinar maahari langsung sehingga jelas akan mempengaruhi pertumbuhan "kebun" impianku ini.

Tapi selain itu, aku telah menyiapkan beberapa talang yang kuminta dari mertuaku (kebetulan tidak dipakai, beliau tidak tertarik menanam sayuran seperti aku. Obsesinya tanaman hias dan jelas akan bangga sekali jika koleksi tanaman hiasnya ada yang laku mahal di pasaran. Tidak di jual sih!). Talang-talang ini segera kubuatkan sekat dari kayu di ujung-ujungnya. Kubuat lubang di dasarnya. Setelah siap dengan media tanamnya, lalu kusebarkan benih bayam dan seledri). Kaleng bekas cat 5 kiloan pun ku sulap menjadi pot dan kusemai dengan bibit cabai rawit. Kali ini aku lebih memperhatikan benih-benih itu. Kuatur supaya bibit itu terkena matahari pagi.

Setelah kira-kira 3 hari bibit itu mulai mengeluarkan kecambahnya. Kecuali seledri hiks :(

Rencana selanjutnya aku mau menanam sawi, tentunya aku harus mencari talang lagi.



7.06.2009

Setelah Pindah Rumah

Alhamdulillah, sudah tepat satu bulan kami pindah rumah. Rumah ini lebih kecil bahkan jauh lebih kecil dari rumah yang kami kontrak sebelumnya, tapi setidaknya itu rumah kami sendiri, lebih nyaman :). Kayak syair lagu:
Lebih baik disini
Rumah kita sendiri
(terus lupa syairnya dech :)


Sayangnya, impianku untuk bertanam-tanam mesti tertunda, karena sulitnya mencari tanah gembur di sekitar rumah baruku. Kebanyakan tanah di sana sudah bercampur dengan batuan bekas bahan bangunan sehingga sulit untuk diambil apalagi ditanami. Terpaksa aku dan suamiku berburu tanah ke sawah dan TPA terdekat. Aku tidak punya uang lebih untuk membeli tanah kompos yang banyak dijual di pasaran. Sementara sampah dapur yang kukomposkan sepertinya gagal. Karena aku tidak membubuhkan mol dalam pembuatannya. Untuk masalah ini, itu karena aku kesulitan mencari tape - bahan favoritku untuk membuat mol.
Aku tidak tertarik untuk menanam tanaman hias. Aku ingin memenuhi halaman rumahku dengan tanaman yang bisa dinikmati. Karena itu setiap aku belanja ke warung aku lebih suka membeli kangkung akar (supaya akarnya bisa kutanam) :) lalu aku membeli melon emas supaya aku bisa mengambil bijinya. Cabe yang kering juga aku ambil bijinya dan sekarang sudah tumbuh cukup tinggi. Untuk cabe ini, aku tidak sengaja menumbuhkannya. Karena waktu itu aku biasa membuang cabe yang busuk ke komposterku yang sudah mau jadi. Ehh ternyata si cabe ini ditakdirkan untuk hidup. Sekalian saja aku pelihara di pot. Dan tidak itu saja, tomat yang kubuang juga tak mau kalah. Cuma entah kenapa pohon tomatnya kok enggak mau berdiri ya?

Untuk rencana ke depan aku mau menanam pohon pare, saat ini aku sedang mencoba membibitkannya. Hemmh semoga berhasil. :)


4.21.2009

Nikmatnya Mengolah Sampah Menjadi Kompos

Aku pernah lupa tidak mengaduk komposterku hingga lima hari lamanya. dan apa yang terjadi? Waktu aku mendekatinya saja sudah terdengar kesibukkan yang mengerikan dari dalam komposterku. Terbayang sudah para penghuninya yang berjalan jalan di dalamnya. Hiiiy..:(
Okey aku tidak tahu makhluk apa lagi selain belatung (tapi bukan tikus lo ya, pokoknya sejenis belatung tapi berwarna coklat kehitaman dan berbuku-buku). Ketika kutumpahkan di lantai, wuiih baunya seperti TPA pindah ke rumahku, sudah begitu becek lagi sampahnya. Aku ingat sampah itu nampak seperti tanah yang diambil dari comberan, tanah bercampur sampah yang mulai membusuk. Semula aku ingin mengangin-anginkan dulu, tapi karena tidak enak dengan tetangga aku masukkan lagi ke tempatnya. Baunya memang hilang, tapi karena angin sudah kadung membawa bau itu masuk ke dalam rumah, kami serumah sepagian itu terpaksa kleyengan menikmati aroma yang sangat "sedap" itu. Aku juga dag dig dug jangan-jangan tetangga juga ikut memanen bau busuk calon kompos itu :f
Keesokan paginya waktu subuh aku bongkar lagi komposterku lalu cepat kuaduk dengan tanah yang kuambil dari halaman tetangga. Setelah selesai segera pula kukembalikan ke komposter. Masih bau, tapi tidak separah kemarin.
Pada hari ketiga, aku bongkar lagi dan sudah tidak berbau, sampahnya juga sudah mulai menghitam dan suhunya lumayan hangat sehingga aku siram memakai cairan mol.
Sekitar seminggu kemudian aku sudah bisa memanen komposnya. Satu tempat sampah penuh setelah dikomposkan menjadi satu pot kompos. Sampai saat ini belum kuapa-apakan, cuma kalo pas kebetulan berada di rumah aku siram mol. Rencananya setelah pindah rumah nanti baru aku manfaatkan untuk menanam sayuran. Karena itu pula aku bertahan mengomposkan sampah dapurku di keranjang sampah ukuran tanggung. Bila aku beralih memakai tong plastik yang besar itu, aku enggak enak sama orang yang nanti membantu kami pindahan.
Sekarang aku jadi tahu setiap kita mengomposkan sesuatu kita harus sering membalik-baliknya, minimal sehari sekali. Agar sampah yang berada di dasar tidak terlalu becek, juga agar bisa bernafas. Selain itu aku juga membuat lubang di bawah komposterku itu supaya bila ada kelebihan air, air lindinya bisa keluar.

4.20.2009

Menikmati Markisa Pertamaku

Beberapa waktu yang lalu aku pernah posting kalo pohon markisaku mulai berbuah. Tapi sayangnya karena letaknya yang disamping mulut gang persis membuatku mesti kecewa karena kalah cepat dengan orang yang ternyata kepingin menikmati markisaku juga.

Karena penasaran aku terpaksa naik ke tembok untuk mencari markisa barangkali aja ada yang tersisa. Usahaku tak sia sia. Kutemukan satu markisa sebesar kepalan tangan anak remaja. Warna kulitnya telah menguning, kuning muda. Waktu kubelah tercium bau markisa yang masam segar. Isinya berupa biji-biji kecil berwarna kehitaman yang diselimuti dagingnya yang bening kekuningan. Hemmmh..
Langsung kukerok isinya, kumasukkan dalam gelas dan kuberi gula pasir beserta air putih. Kuaduk hingga gula larut. Karena cuma satu buah, minuman markisa itu dinikmati ramai-ramai bersama suamiku dan Sekar. Segar, apalagi siang-siang dengan cuaca yang cukup panas.
Aku menyisakan sedikit bijinya untuk kutanam di rumahku yang di Potrobangsan.


4.05.2009

Masak Pake Anglo dan Arang

Di Magelang dan daerah disekitarnya memasak menggunakan anglo bukanlah hal yang asing. Bahkan ketika minyak tanah mulai sulit dicari, banyak orang yang beralih ke anglo yang bahan bakarnya arang.


Keistimewaan arang ini selain murah (1 kilo sekitar 2800 rupiah, sekali masak nasi, rebus air, masak sayur dan lauk cuma butuh 1 kilo arang yang bagus), juga panasnya bisa melebihi kompor minyak dan tidak mengotori pantat panci. Selain itu kita juga bisa memanggang misal trasi, pepes ikan, ubi de el el di kolong anglo. Jadi sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Beda dengan kompor minyak, bila pemiliknya malas membersihkan secara rutin biasanya mengeluarkan asap yang mengotori panci. Selain itu senangnya memasak menggunakan anglo bisa kita tinggal tanpa takut bakal meledak dan terjadi kebakaran. Ya iyalaaah :D Bukannya meledak arangnya malah habis menjadi abu karena tidak kita tambah arang lagi. Biasanya aku menggunakan anglo untuk memasak burjo dan kembang tahu untuk dijual, atau pas kehabisan gas. Aku juga sering membuat nasi tim kalau sedang tidur di Kauman. Setelah meletakkan panci diatas anglo aku tinggal jalan-jalan ke Taman Kyai Langgeng. Pulang-pulang nasi sudah mateng dan bila masih tertinggal air panas di dasar panci, airnya kupake buat mandiin anakku. Sayurnya beli mateng :D. Gampang kan?

Ada kejadian lucu seputar anglo. Kebetulan tempat tinggalku di Kauman bersebelahan dengan Masjid Agung. Suatu pagi buta aku sedang memasak burjo di samping rumah, datang rombongan bis dari Kebumen. Saat penumpangnya turun dan hendak masuk ke masjid mereka melihatku memasak memakai anglo. Setelah mereka selesai sholat beberapa ibu-ibu mendekatiku sambil berbisik-bisik, aku diamkan tingakah mereka hingga salah seorang dari mereka akhirnya bertanya dengan logat ngapaknya yang kental " Nopo niku saget kangge masak (apa itu bisa buat masak)?"
"nggeh saget (Iya bisa)." jawabku simpel. Kemudian mereka makin mendekat sambil memperhatikan arang yang nampak merah membara dalam anglo sementara panci mengeluarkan uap dengan aroma bubur kacang hijau. "Panas temenan kiyeh (panas beneran nih)" ujar mereka dengan lugunya.
"Nggeh panas, la menawi mboten nggeh mboten saget kangge masak. (ya panas, kalo ngaak panas nggak bisa buat masak)" kataku kemudian. Mereka manggut-manggut sambil tak lama kemudian pamit pergi. Memang di daerah-daerah orang ngapak macam Kebumen, Banyumas, Cilacap penggunaan anglo sangat jarang. Sehingga wajar kalau mereka demikian takjub dengan benda bernama anglo. Aku sendiri lahir dan dibesarkan di Cilacap dan menjumpai anglo setelah menikah dan menetap di Magelang.

Panen Kompos

Setelah hampir dua bulan mengolah sampah dan mematangkan olahan sampahku menjadi kompos, kemarin aku mulai memanen hasilnya. Kebetulan saat aku sedang mengaduk aduk panenan komposku yang punya kontrakan melihatku. Beliau sempat tanya-tanya dan sempat menanyakan cara membuat kompos itu dan terbuat dari apa. Aku menjawab dari sampah dapur dan menjelaskan cara pembuatannya. Mudah-mudahan beliau tertarik, meski sebentar lagi aku bakal pindah kontrakan.

Hasil komposku pun berwarna hitam, tidak berbau dan suhunya telah dingin. Namun masih ada sebagian kecil sampah yang belum hancur menjadi tanah dan ada pula yang menggumpal. Sampah yang belum hancur kukembalikan lagi ke komposter dan kucampurkan dengan sampah baru dengan ditambahkan mol. Pada komposku ini pun masih ada makhluk kecil-kecil tapi bukan belatung. Jadi setelah kupisahkan kompos yang telah halus aku siram mol lagi sampai lembab dan kututup. Biar mantap saja.

Lumayan dari sekeranjang tempat sampah penuh aku memanen kompos sekitar sekaleng cat ukuran 5 kilo. Itupun tidak kutekan. Kalau dipikir-pikir sedikit. Soalnya kompos itu aku buat dari sampah sayuran selama sebulan. Aku memang lagi rajin-rajinnya mengompos sampah dapurku supaya kelak di rumahku yang baru aku sudah siap menanam sayur-sayuran dengan media kompos buatanku, kalau perlu menanam buah dalam pot.


4.02.2009

Kembang Tahu


Tidak banyak yang tahu apa itu kembang tahu. Buat orang Jakarta, Semarang dan Bandung makanan ini enggak asing lagi. Tapi buat orang Magelang, salah-salah malah seperti bayangan para tetanggaku. Mereka mengira kembang tahu itu yang biasa di buat campuran sup. Sebenarnya memang enggak salah. Memang ada jenis kembang tahu yang biasa dijual di pasaran seperti lembaran kertas, kering dan memang diperuntukkan untuk campuran sup. Lalu tetanggaku yang lain mengira kalau kembang tahu itu tahu yang dikasih kembang, sementara yang lain mengira tahu yang dibentuk seperti kembang. :r

Daripada pusing-pusing membayangkan kayak apa kembang tahu, kita coba aja resepnya.
Bahan:
1/4 kg (segelas) kedele putih
1 sct Agar-agar swalow globe (warna ijo biar nampak cantik)
Garam sedikit aja biar gak anyep rasanya
5 gelas air
4 helai pandan
vanili
Air juruh
1/4 Gula jawa
2 btg serai
3 helai pandan
1 rimpang jahe (bakar tapi gak sampe hangus lo, kupas kulitnya, dipukul memar)
5 gelas air

Cara membuat:
Kedelai direndam sampe mengembang, blender dengan air. saring dengan kain yang tipis. campurkan bahan lainnya. Masak diatas api sedang sambil terus diaduk hingga mendidih. tuang ke dalam wadah bersih. Buangi busanya. Biarkan membeku. Sisihkan.

Sementara itu rebus semua bahan untuk air juruh hingga mendidih.

Cara menghidangkan
Sendoki tipis-tipis kembang tahu dan letakkan dalam mangkuk. Siram dengan air juruh panas. Segera hidangkan.

Biar nikmat dan segar kembang tahu dimakan dalam keadaan panas.

Note:
Memasak kembang tahu harus diaduk terus tanpa henti, dan sampe dasar panci supaya kedelai tidak mengendap di dasar panci.




3.21.2009

Aku dan Tragedi Komposter

Waktu baru pindah kontrakan aku pernah mencoba membuat kompos dari limbah dapur. Aku juga sempat membuat mol yang resepnya kuambil dari blognya Pak Sob. Tapi sayang waktu itu molnya kutaruh ditoples dan kututup rapat, padahal anjurannya molnya harus dibuka biar bisa bernafas. Aku juga membuat kesalahan lain dengan menjadikan ember ukuran biasa dengan penutup sebagai komposternya. Waktu itu aku masih belum mudeng dengan istilah aerob dan anaerob. Kesalahannya terletak pada aku tidak membuat lubang-lubang di ember tersebut. Sehingga bisa dibayangkan baunya seperti apa. Selain itu aku juga tidak memotong- kecil-kecil setiap calon anggota komposterku. Jadi batang2 kangkung, bayam, kulit mangga (pas musim mangga), daun pisang pembungkus tempe dll masih berujud panjang dan lebar itu terus kusiram dengan molku dan kututup. Aku sempat mengaduk-aduknya tapi agak sulit dengan aromanya yang mulai berubah seperti itu dan karena wujud sayurannya yang masih utuh agak sukar mengaduknya. Sehingga aku lama-lama enggan. Setelah dirasa penuh aku tidak pernah membukanya lagi.

Hasilnya sungguh mengerikan aku bahkan sempat tidak berani membukanya selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Aku takut. Aku takut diomeli suamiku yang aslinya penyabar itu. Hingga suatu hari saat aku bersih-bersih rumah aku temui makhluk asing di lantai rumahku bahkan sampai ruang tanu dan masuk kebawah karpet. Hiiiy. Bentuknya panjang pipih berbuku-buku, berwarna coklat kehitaman, panjangnya sekit
ar dua senti. Aku tak mau menyentuhnya, jijik sampai merinding waktu melihatnya. Kini, saat aku menuliskannya pun masih merinding (kayak cerita misteri aja). :o

Panik, aku segera bersihkan makhluk itu keluar dari rumahku. Lalu segera kubawa ember celaka itu ke lantai atas. Kubiarkan dipojok ruangan sambil berharap hujan segera datang. Alhamdulillah tak lama hujan turun deras. Aku buang air lindi yang baunya bikin puyeng itu sampae tuntas. Untuk sementara aku lega. Kembali kututup komposter sialan itu. dan kubiarkan lagi hingga sebulan. Tapi hatiku tidak tenang karena beberapa bulan lagi aku akan pindah dari rumah kontrakan itu. Aku tidak mau membawa komposter malang itu ke tempat baruku kelak. Tapi aku juga tidak mau meninggalkannya. Akhirnya kukeluarkan isi komposter dengan perasaan resah kalo2 baunya mengganggu tetangga terutama si empunya rumah. :x Kuletakkan sampah itu di teras atas dan berhari-hari kubiarkan terkena hujan dan panas. Aku tidak mau memikirkan petunjuk pak Sob, mbak christine de el el :(

Daan baru kemarin aku terpikir untuk meneruskan sampah malang itu menjadi kompos. Kuambil semuanya yang sudah kering terkena panas. Sampah itu tidak hanyut terbawa hujan karena masih berada di dalam tas kresek. Jadi bagian atas sudah sangat kering sementara di bagian bawah masih basah tapi sudah tidak jijay lagi.

Setelah kering tidak lagi menjadi monster :$
Kusiram mol sampai sebotol lebih tapi ternyata tidak membuatnya basah juga. Lalu kuaduk-aduk dan kucampurkan dengan komposku yang Insya Allah sudah kuolah dengan benar. Dan kini aku mempunyai 2 keranjang sampah penuh yang kuubah jadi komposter. Di dapurku aku tidak lagi menaruh keranjang sampah (karena kupake). Aku hanya menaruh tas kresek ukuran tanggung yang sudah jelek untuk menaruh sampah kering. Aku juga memberitahu suamiku tentang itu. Biar dia gak membuang sisa makanannya di kresek.

Calon kompos yang masih segar


Dicampurkan saja, mudah2an jadi :y

Sementara ember yang sempat jadi komposter petaka itu kukembalikan lagi fungsinya sebagai tempat mencuci pakaian. Satu kenangan yang rupanya tak mau dan boleh dilupakan olehnya (si ember) dan olehku. Ember itu tetap bau sampah busuk dan kepep (panas sumpek karena tertutup) walau telah kupake mencuci berkali-kali. :f


3.20.2009

Menanam Kangkung

Sudah lama aku kepingin bisa menanam sayuran apa saja sendiri. Kalo orang lain sibuk menanam tanaman hias yang cuma bisa dipandang maka aku berharap bisa memenuhi halaman depan rumahku dengan tanaman sayur dan buah :d

Makanya waktu aku pergi ke warung untuk belanja sayuran aku lihat disana ada kangkung darat dicabut sekalian sama akarnya. Setahuku kangkung darat itu ada yang batangnya panjang daunnya lebar tapi jarang. Yang ini batangnya pendek, daunnya ramping panjang dan batangnya juga gak alot. Aku senang sekali dan langsung membelinya karena aku bisa menanam akarnya di pot. Segera setelah memasak, aku minta ijin tetanggaku buat minta tanah (soalnya rumah kontrakanku hampir seluruh halamannya disemen). Lalu aku membuat lubang di setiap sisi toples plastik yang akan kujadikan pot (gak perlu beli, gak perlu bagus yang penting bisa dipake, kan reuse!).
Kutanam di empat pot, berdempetan.

Setelah itu aku tancapkan akar-akar kangkung ke setiap lubangnya dan agak berdekatan di bagian atasnya. Takutnya nanti pada berebut makanan. Sebetulnya karena kurang banyak potnya atau di wadah yang besar, tapi yang penting menanam dulu, urusan jadi apa enggak itu urusan belakangan. Nanti kalo udah jadi dan kangkung itu mau hidup aku bisa tambahkan mol yang uenceer.


3.19.2009

jadi fotografer dadakan

Semenjak ibuku membawakanku kamera digital yang sempat dipake sama adikku pas masih kuliah. Aku jadi suka jepret sana jepret sini. Setiap ada pemandangan yang pantas dituliskan diblog-blogku aku selalu memfotonya. Sementara model tunggal yang sangat suka kuambil gambarnya itu anakku, Sekar Ningrum (nama jawa sebab anaknya orang jawa. Aku gak suka waktu ditawarin nama kearab-araban untuk anakku dulu).

rumah burung ini ada di taman Kyai Langgeng Magelang. Aku ingin suatu saat ketika sudah punya rumah sendiri juga punya rumah burung seperti ini. :d


Sekar (berjilbab) bersama teman playgroup sekaligus tetangganya


gayanya sudah kayak model profesional

Jengkel karena gak mau diam, akhirnya kufoto :)

percobaan membuat kompos lainnya

Setiap minggu pagi, aku dan suamiku mempunyai bisnis sampingan sebagai pengisi waktu. Maklum karena bukan pegawai manapun kami leluasa mengatur jam kerja kami sesukanya :) (enaknya gak jadi pegawai euy). Nah di minggu pagi ini saat orang lain sibuk jalan-jalan pagi kami berjualan bubur kacang ijo sama kembang tahu. Banyak orang magelang yang gak tau apa itu kembang tahu. Dikiranya kembang tahu itu, tahu yang dibikin kayak kembang atau yang biasa dibikin sop itu. Mmmm cerita lengkapnya nanti aku kasih tau.

Nah, selama proses memasak itu kan menghasilkan buangan berupa ampas kelapa dan keledai eh kedelai. Setiap waktu itulah aku sering ribut sama suami karena suamiku menyuruhku membuangnya di kali yang kebetulan dibuat terbagi dalam selokan2 kecil yang melintasi rumah2 warga. Aku gak mau dengan dalih itu mencemari air, mendangkalkan sungai n bla bla bla. Suamiku berdalih buat makan ikan-ikan kecil yang ada di sungai. Aku buang ke tong sampah gak tega sama pak sampahnya. :o

Akhirnya setelah lama dipikir-pikir :t Aku nemu keranjang bambu yang masih bagus dibuang di makam dekat rumah. Kuambil pagi-pagi pas orang lain lagi sholat Subuh (lagi em waktu itu). Kuisi tanah yang kuambil dari potku yang tanamannya sudah sangat merana. Lalu kuisikan ampas kelapa dan ampas kedelai di keranjang bambu dan kusiram air setelah kututup lagi dengan tanah yang tersisa. Entah jadi apa enggak yang penting mencoba dulu.

Tak hanya itu sesekali aku juga menaruh potongan sayuran disitu. Bahkan aku mengambil kulit dan isi mentimun yang dibuang tetanggaku (untuk buat acar, tetanggaku itu jualan bakso) di tempat sampah. Setiap minggu atau pas aku menginap di situ (daerah Kauman Kota Magelang) aku membuang sampah organikku disitu. Sesekali aku siram pake mol yang kubawa dari rumah. Aku juga selalu mengaduk-aduknya terutama setelah menambah jumlah anggota yang mau dikomposkan.

Aku jadi deg-degan, mudah-mudahan jadi. Kalo gak bisa jadi omongan orang sekampung. Hiiiy. Habisnya keranjangnya kan kutaruh di pinggir jalan. Gak punya halaman, teras samping rumah langsung berhadapa dengan jalan setapak. jadi setiap ada orang lewat mestilah liat keranjangku ini. TApi kok bau dan waktu kuaduk lembek banget... kayak gitu deh..! :(





3.14.2009

Jangan Bersedekah! (Pada Pemalas)

Wuew, maksudnya apa? Padahal Nabi sangat menganjurkan umatnya untuk bersedekah. Allah SWT aja dalam hadist qudsi mewahyukan kalo "Berinfaklah wahai anak Adam, niscaya Aku akan berinfaq padamu" dari HR Bukhori dan Muslim. Gak tanggung2 Allah bakal menggantikan harta yang kita sedekahkan 10 x lipat. :o

Tapi walau gitu Rasul juga gak membiarkan umatnya sembarangan bersedekah. Pernah ada seorang pengemis yang masih sehat dan kuat badannya datang meminta-minta. Oleh Rasulullah SAW ditanya apa yang masih dimiliki oleh pengemis itu. Pengemis menjawab kalo ia hanya punya sehelai kain usang. Lalu oleh Nabi SAW disuruh pulang untuk mengambil. Setelah pengemis itu pulang dan kembali lagi dengan membawa kain yang dimaksud. NAbi SAW melelang kain itu pada para sahabat yang sedang berkumpul disitu. Oleh salah seoranng sahabat kain itu dibeli dengan harga tinggi dengan maksu bersedekah. UAng hasil lelang itu oleh NAbi diserahkan pada si pengemis dan menyuruhnya untuk dibelikan kapak. NAbi SAW juga menyuruh si pengemis untuk berhenti mengemis dan menjadi tukang kayu dengan kapak itu.

Itulah Nabi agung kita, beliau memerintahkan bersedekah pada orang yang benar-benar tidak mampu saja. Beliau melihat kondisi fisik si pengemis yang masih kuat bekerja keras maka disuruhlah si pengemis untuk beralih profesi saja dengan memberi bekal untuk bekerja.
kalo istilah kita jangan memberi ikan berilah pancing.

Karena itulah aku paling males liat pasukan Jum'at. Itu lo orang-orang yang menggembel pas hari Jum'at. Memang biasanya mereka tetap mengemis pada hari-hari lain. TApi jumlahnya akan sangat membludak pada hari Jum'at saja. ih sebel.. :#

Bukannya jahat, tapi pintu rumah selalu kututup rapat pas hari Jum'at kadang sama jendelanya sekalian karena malesnya didatangi pasukan peminta-minta itu. Karena kadang mereka datang dalam jumlah banyak sekaligus kalo kita ngasihnya kurang mereka suka minta jatah lagi. Belum lagi mereka suka ngasih tau kelompok lain kalo kita orangnya dermawan gitu :@ Jadinya bisa terus-terusan didatangi deh.

Tapi bukannya aku pelit, aku tau kalo di desa pengemis2 itu rumahnya kadang malah lebih bagus dari rumah orang kota. Suamiku pernah pas berkunjung silaturahmi ke desa ketemu sama salah satu pengemis itu di rumahnya. Jadi aku ngerasa gak berdosa.

aku Justru suka kasihan sama simbah2 pemulung. Sama merekalah aku suka ngasih barang, enggak uang. Mereka itu kan orang2 susah yang masih mau berusaha dan enggak males. Enggak mau merendahkan diri mereka dengan minta-minta, jadi parasit bagi orang lain. Aku suka kumpulin kertas2, dus2, botol plastik bekas de el el buat dikasihkan mereka. Karena aku tau mereka akan dengan senang hati menerimanya. Sampah2 kering itu biasanya kan mereka jual ke pengepul. Senengnya dua kali lipat karena bisa menolong orang lain juga senang karena sampah kering itu masuk ke daur ulang. Aku pingin bisa selalu ngasih sesuatu kepada orang lain yang sedang dirundung kesulitan kalo bisa yang bagus dan benar-benar diperlukan oleh orang itu.

Seharusnya kita jangan cuma bersedekah dengan yang kayak gini. Kasih uang receh, kasih barang gak kepake. Bisa gak ya kita ngasih barang yang justru sangat kita sukai seperti sahabat Nabi Thalhah ra. Sahabat2 nabi selalu ngasih dengan harta yang bagi kita orang zaman sekarang gak masuk akal. Seperti Abu Bakar ra yang memberikan seluruh hartanya untuk disedekahkan. Ketika ditanya Nabi SAW apa yang ditinggalkan untuk keluarganya, Abu BAkar ra menjawab dengan tegas kalo keluarganya ditinggalinya Allah dan RasulNya. Subhanallah.

Sedekahlah! sedekahlah! maka engkau akan kaya. Tapi bersedekahlah pada orang-orang yang benar-benar membutuhkan. JAngan membiasakan malas pada orang yang gak mau berusaha selain usaha meinta-mintanya itu. Bersedekah pada orang yang malas sama saja kita membuat mereka main malas. Bukannya dapat pahala kita malah bisa dapat dosa lo... Bersedekah bisa dengan berbagai macam cara. Tingggal kemampuan kita seberapa. JAdi bersedekalah dengan apa yang kau bisa.



3.13.2009

Mencoba Lagi Bikin Kompos dari Sampah Dapur

Aku pernah mencoba bikin kompos dari sampah dapur. Aku kepikiran kayak gitu karena ngerasa gak enak aja sama yang biasa angkutin sampah. Sampah dapur itu kan barang bau, kotor, belum lagi kalo udah membusuk huek ampyun dah jijay!

Setelah cari suplemen semangat dengan cari-cari resep panduan bikin kompos limbah dapur yang gampang di blognya Pak Sobirin di www.clearwaste.blogspot.com dan di www.myblog-christine-christine.blogspot.com (namanya kurang panjang mbak) :). Aku mulai lagi mengolah sampahku. Pertama-tama aku beli keranjang sampah plastik biasa. Aku isi tanah humus siap beli sampai setebal 5 cm. Lalu kumasukkan bahan bakal komposku yaitu potongan sayur bayam yang tidak kepake, kulit bawang merah dan putih n sayur n nasi sisa makan yang telah kucuci dari minyaknya. Sebelumnya batang bayam kupotong kecil-kecil (karena masih pemula jadi motongnya masih rajin ; ) sekitar 0,5 cm dengan harapan nantinya gampang terurai jadi kompos). Lalu kututup lagi dengan tanah humus siap beli tadi gak semuanya. Sisanya lagi mau buat nanam bayam di botol air mineral yang gede (gak mau nyebutin merk, ntar dikira promosi) ;).

dibolongin tikus

iseng kutaruh kucai di salah satu lubangnya.
Setelah ditutup tanah humus aku siram pake mol yang entah masih efektif apa enggak bakterinya. Aku udah minta pendapatnya sang Suhu Kompos Mr. Sobirin nu aya ti Bandung (salam pak :D). KAtanya dicobakan aja sambil bikin lagi. Ya udah aku terusin aja percobaanku. Keranjangku ku taruh di teras depan rumah.

TApi baru semalam tu keranjang komposku beraksi, paginya udah digerogoti tikus :c
Udah gitu didatangi semut lagi. Ugh :#
Daripada ganti keranjang yang pasti ngeluarin uang lagi, akhirnya lubangnya kututup pake dus makanan. Sambil tiap harinya rajin kuaduk-aduk sampe ke dasar. Untungnya yang punya rumah lagi pergi ke Jakarta jadi gak sungkan. :$ Aku kan ngontrak trus yang punya rumah itu rumahnya di sebelah teras rumah yang kukontrak, jadi menempel dalam letter L.

KAdang kalo pas ada semilir angin, bau dari keranjang komposku suka menguar menebarkan bau yang untungnya samar-samar. Dan sekarang keranjangnya sudah hampir penuh. Mungkin seminggu lagi baru penuh. Sesekali aku siram pake mol yang entah masih efektif apa gak itu. Tapi tadi sempat aku aku kasih lagi sama mol yang baru

jangan huek yaa! :)

Tikusnya kadang masih suka jail tapi gak apa-apa, peace man :)Jadi sampah yang kubuang tiap harinya berkurang banyak. Sampah plastik yang gak bisa kepake atau sudah sobek tok. Tas kresek, plastik bening yang masih bagus aku kasihkan ke tukang sayur, dus bekas kemasan atau dus makanan dari pengajian
dan botol2 plastik aku kasihkan ke pemulung. Hitung-hitung sambil bersedekah.



3.11.2009

abu thalhah ra dan kebunnya

Suatu siang seorang shahabat nabi sedang sholat, namanya Abu Thalhah ra. Saat itu kebetulan ia sedang berada di kebunnya yang luas lagi subur, dengan pepohonan yang rimbun daunnya suasananya sungguh sejuk. Selagi sholat tiba-tiba datanglah seekor burung dan hinggap di sebuah dahan pohon. Burung itu nampak riang karena dari mulutnya tak henti-hentinya bersiul-siul dengan merdunya. Perhatian Abu Thalhah jadi terpecah ia menikmati suara kicau burung itu dan mengagumi kebesaran Allah SWT yang telah menciptakan burung dan memberinya suara yang sangat merdu. "masya Allah, sungguh merdu nyanyian burung itu, sungguh Engkau Maha Indah yang telah menciptakan burung dan memberinya suara yang merdu" dalam hati Abu Thalhah membatin. burung itu meloncat-loncat di dedahanan dan masuk ke dalam rimbunnya dedauanan pohon-pohon. Tiba-tiba burung itu berkicau ribut sekali. Suaranya berubah menjadi panik diiringi gemerisik daun-daun dan ranting-rantingnya. Abu Thalahah yang semula menikmati suara merdu itu menjadi bingung dan menjadi lupa pada jumlah rakaat sholatnya. Astaghfirullah, sudah sampe mana aku ini, kurang berapa raka'at lagi aku harus mengerjakan sholatku?" batin Abu Thalhah kaget dan merasa sangat menyesal. Namun ia tetap meneruskan sholatnya dan tak lupa sujud sahwi sebelum mengakhiri sholatnya.

Setelah sholat bergegas ia keluar dari kebunnya dan kembali ke perkampungan penduduk. ditujunya Rumah Rasulullah SAW yang terletak di samping Masjid. "Assalamualaikum ya Rasul Allah." Abu Thalhah memberi salam di depan rumah Rasulallah SAW. "Wa'alaikum salam, siapa?"
"Ana ya Rasulallah, Abu Thalhah." jawab Abu Thalhah dari luar.
" Masuklah!"
Rasulullah membuka pintu dan mempersilakan Abu Thalhah masuk, dijabatnya tangan Rasulullah erat.
"Ada apa gerangan? wajahmu begitu gelisah!" tanya Rasulullah SAW dengan penuh perhatian.
Lalu Abu Thalhah menceritakan kejadian di kebun tadi hingga ia menjadi lupa pada sholatnya. "Oleh karena itu ya rasulullah aku hendak mewakafkan kebunku itu untuk fi sabilillah, karena kebunku itu telah membuatku lalai dengan sholatku. Gunakanlah sekehendakmu!" kata Abu Thalhah mengakhiri ceritanya.
Rasulullah sangat gembira dengan sikap Abu Thalhah, dan mendoakan Abu Thalhah agar Allah menerima sedekah Abu Thalhah dan mengampuni kelalaian sholatnya tadi.
Akhirnya Abu Thalhah pulang ke rumahnya dengan hati lapang dan ringan karena terlepas dari perasaan berdosa akibat lalai saat sholat.

Begitulah seharusnya seorang yang beriman, harta dan kekayaan tidak boleh membuatnya lupa dan lalai dalam beribadah pada Tuhannya. Karena Allah adalah yang mencipatakan segala sesuatu di dunia tidak seharusnya kita lalai menyembahNya. Sebagai salah satu terima kasih kita pada Allah yang telah memberi kita kenikmatan yang tak terhitung jumlahnya.


3.07.2009

Ada yang Tahu Cabe Apa Ini?


Di rumah ibuku, aku menemukan pohon cabe ini ditanam di pot. Aku dan ibuk gak tau apakah cabe ini bisa dikonsumsi apa enggak? Soalnya warnanya ungu kehitaman getuu.
Ibuku menanamnya karna seneng aja, gak tau dari mana dapetnya. Nggak jelas apakah yang berwarna merah itu yang masih muda atau justru yang udah masak dan tua :t Tapi cabe ini bisa sekaligus sebagai tanaman hias kan? Kalo cabenya ternyata bisa buat nyambel, n berasa pedes gitu :D

Markisaku Mulai Berbuah

Suamiku menanam pohon markisa ini sekitar 3 tahun lalu mulai dari biji. Waktu itu ada tetangga yang ngasih markia mateng pohon 2 buah, sambil bilang bijinya ditanam aja. Aku inget aku lagi hamil trimester ke dua. :d
gak nyangka bakal tumbuh

Dan sekarang pohon markisa itu mulai mengeluarkan buahnya yang sudah lama kami rindukan. Sebenarnya sempat keluar bunga beberapa kali tapi selalu saja gugur sebelum jadi buah. Belum waktunya kali yaaa... :t
dan sekarang buahnya yang menggoda dan menjanjikan rasa asam segar yang khas dan bervitamin itu mulai membesar. Sayang terpal dibawahnya menutupi pandangan, kalo2 ada buah yang bergelantungan diatasnya. :dtinggal nunggu matengnya. mudah-mudahan gak keburu diambil orang.


sempat dibuat warung di bawahnya, jadi ada terpalnya.

Setahuku vitamin yang ada di markisa itu vitamin C, coba deh nanti cari-cari info. Cara makannya yang aku tau juga cuma dibelah, diambil isinya, dikasih gula, tambah air, diublek di gelas, trus diminum deh. Enggak pake es, gak terlalu suka sih. paling pake air kendi biar seger. Ehmmmm

2.27.2009

Sekar VS Suri Cruise

Aku suka sekali sekali buka situs yang menampilkan Suri Cruise. Itu lo anaknya si Balakutak tua bangkaTom Cruise ama Katie Holmes. Ihh cantik banget tu anak. Suerr, aku suka gemes sendiri. Ngliatin dia membuat aku jadi suka berkhayal yang aneh-aneh, pingin nyulik dia! biar tak jadikan anak angkatku. Whoaaa.... :v


cantik! kayak bidadari?

asian face?
Dari saat pemberitaan pasangan Cruise-Holmes ini baru dapet orok (kasar banget) aku mulai merhatiin. Ternyata walau banyak gosip miring (yang bilang bukan anak biologis Tom Cruise-lah, yang anak alien-lah, anaknya Ron Hubbard (nabinya scientolog) lah orang amrik banyak yang gak suka dengan ajaran scientolog apalagi Tom cruise dianggap terlalu berlebihan dengan kepercayaan barunya itu), pokoknya serba lah. Tapi tu anak emang cantik banget!!!! Bukannya aku gak mensyukuri anakku sendiri (ntar deh aku ceritain gimana luarbiasanya Sekar). Tapi kalo liat Suri aku jadi pingin hamil lagi.... trus nanti aku mau ngliatin gambarnya Suri biar anakku nanti yang kedua bisa secantik Suri... :t
Lucu kan wajahnya. cantik kayak ibunya.

Cuma sayangnya (namun sayang, sayang sayang 1000 x sayang, dilagukan bacanya). Orang tuanya terutama ibunya terlalu sibuk berbelanja (biar anaknya dicap fashionable kalee..), sampe tu anak gak sempet diberi ASI tapi susu botol hiii. Kabarnya susunya itu ramuan a la scientolog isinya susu, jagung sama daun barley diblender. Dan yang lebih mengerikan lagi Suri Cruise yang cantik jelita ini, masih pake .....eng ing eng pampers. Bener! suer! Padahal tu anak jauh lebih tua dari anakku. Hampir 3 taun. Ooo my God! Sekar baru 2 thn 7 bulan. Tapi dari umur 1,5 tahun sudah gak dipakein pampers lagi. Malah sisa pampers yang aku beli aku kasihkan ke mbak iparku yang baru punya bayi. Suri masih pake pampers? umurnya sekitar 2,5tahun saat itu.

Bukannya nyombong tapi Sekar sudah bisa minta dianter pipis (dengan bahasa bayi tentu) sejak umur 1, 7 bulan. Sudah gak ngompol lagi saat tidur sejak umur 6 bulan. Alhamdulillah.

Kecuali kalo pas sakit dia suka ngompol. Tapi aku tidak lagi memasang perlak di tempat tidur sejak umurnya 1,5 tahun.
Aku mulai mendidiknya supaya tidak pipis celana sejak umurnya 6 bulan. Tepatnya saat aku dibuat basah kuyup terus-terusan tiap malam buta karena ompol bayiku. Lalu kuperhatikan waktu dan gelagatnya saat tidur. Sekitar jam dua malam, bayiku mulai gelisah. Segera saja kulepas celananya, kuangkat bayiku dengan posisi menghadap depan. Kuatur supaya si bayi pipis di ember, enggak dicebokin. :$ soalnya kalo mesti ke kamar mandi kejauhan. tempat tinggalku waktu itu memang kecil banget. Kamar dan dapur bisa dikatakan menyatu. Sementara kalo mau ke kamar mandi mesti keluar dulu. Pipis di jalan malah repot. :f
Jadilah tiap malam aku membawanya ke ember untuk pipis. Dan dia gak bangun cuma langsung minta disusuin sambil merem kayak gitu. LAma kelamaan dia gak pipis lagi tapi begitu bangun pas adzan subuh harus langsung di bawa ke kamar mandi. HIngga akhirnya dia bisa bilang sendiri kalo pingin pipis. Tapi bukan berarti keseharian dia gak ngompol. untuk yang satu ini aku melihat jadwal pipisnya yang berelang satu jam. JAdi setiap satu jam aku mengantarnya pipis. Begitulah, kadang aku kebocoran juga kalo pas minumnya lagi banyak. Tapi paling tidak aku tidak terlalu direpotkan dengan ompolnya. Jadi kiatnya cuma disiplin aja dari kita sebagai orang tuanya.
Ringkasnya:
1. Perhatikan gelagat anak saat tidur, jika tidurnya mulai gelisah. Bisa jadi dia pingin pipis.
2. Bagi yang menyusui bayi dengan ASI, memang lebih terkontrol karena jarang pipis. Biasanya sekitar satu jam. semakin bertambah besar anak semakin jauh jarak pingin pipisnya. jadi perhatikan berapa lama jedanya. Buat yang memberi anaknya susu kaleng. Biasanya tak lama setelah minum susu. Gak terlalu paham soalnya gak pernah ngasih susu formula.
3. Biasakan mengajak anak untuk buang air, setiap saat. Terutama saat anak banyak minum.

Dengan kebiasaan seperti itu Insya Allah anak tidak terbiasa pipis di celana. Bahkan ia mungkin merasa risih bila celananya basah, dan segera minta ganti.

YAh, gitu deh. Ada gosip-gosipnya sedikit.

foto-foto suri aku ambil dari www.justjared.buzznet.com dan www.suricruiseitalia.altervista.org



Saat Bidadariku Lahir

Mengenang saat pertama kali Sekar lahir ke dunia, rasanya benar-benar suatu mukjizat. Aku gak merasa pernah melakukan apapun sehingga ketika tau-tau ada seorang bayi merah hadir diantara aku dan suamiku. Keluar dari perutku diawali dengan sakit yang tiada tara. Gak tau mesti gimana dengan perut sebesar itu untuk menahan sakitnya. Alhamdulillah bidanku memang manusia kiriman Allah untukku. Beliau dengan bijaknya mempersilakan kalo aku mau jerit-jerit atau mau nangis kenceng buat menahan sakitnya. Padahal itu malem-malem. Kan ada tuh bidan yang malah dengan sangat tidak berperikemanusiaan malah ngomong " bikin diam-diam, mau ngelahirin ribut ngganggu orang lain" :@
walhasil aku semaleman jerit-jerit. Sebelumnya sama dokter kandungan aku diaba-abani untuk operasi caesar. Tapi aku gak mau, n berdoa percaya kalo Allah SWT mau mengabulkan doaku supaya gak operasi. Bayangkan 3 juta lebih buat ngeluarin orok doang. sempat mikir "Ya Allah, Kau sudah memasukkan dalam tubuhku seorang makhlukMu, tolonglah keluarkan ia dari rahimku sebagaimana takdirMu" :y
Alhadulillah, Allah sungguh Penyanyang dan tak pernah ingkar janji. Melalui seorang teman, Allah kabarkan ada seorang Bidan mbeling (kabarnya,bidan ini kurang disukai dokter kandungan,karena banyak pasien yang lari ke bidan ini bgt di suruh operasi) yang taat beribadah, kuat sholat malamnya, Bu Hj. Siti Chasanah.
Bu Siti ini dengan entengnya malah bilang, "pendarahan apa, tak jait sisan" setelah aku sukses melahirkan. Memang kadang-kadang dokter kandungan suka ada yang ambil jalan pintas, gak mau telaten nanganin kelahiran yang agak bermasalah. Jangan marah loh yang jadi dokter kandungan :)

2.26.2009

Pegagan yang berkhasiat Tapi tak Banyak dikenal

Pertama aku tau pegagan dari internet, banyak yang menggembar-gemborkan khasiat pegagan yang luar biasa. yang bisa dibuat jus, dibuat lalapan sama orang desa atau sejak zaman dahulu kala sudah di ketahui manfaatnya. Tapi lucunya, ibuku yang besar di desa mlusuk (maksudnya agak tertinggal gitchuu..) justru gak tau. bentuknya aja gak tau, mungkin tau wujud tapi gak tau namanya kalee yaa... waktu ku jelaskan nama-nama daerahnya yang ini itupun tetep gak ngeh. :f ya udah.
Setelah tau dan yakin sama wujud pegagan, aku mulai hunting ke lapangan, terutama ke taman kyai Langeng. Ternyata pegagan ini memang bisa tumbuh dimana-mana, bahkan yang di Kyai Langgeng daunnya bisa lebar-lebar banget. Enggak sampai selebar daun pisang siyy :D
cuma ukurannya memang tidak selebar yang ada di lapangan biasa ;)

pegagan diantara semak penghias tanah. subur banget kan?


Aku sempat mengambil beberapa sulur (karena pegagan ini tumbuhnya merambat), dan menanamnya dipot. GAmpang kok! cuma berselang beberapa hari, tumbuh segar. Cuma sayang, karena tempatnya terbatas jadi hasilnya cuma sedikit, cuma segenggam. Aku gak berani memanennya habis kalo dipetik langsung gundul dong! :d


And...unfortunatelly... karena sering ditinggal sampe berhari-hari jadi gak keurus, gak ada yang nyiram siy... akhirnya kering deh... :(

Tapi sebenarnya apa aja sih manfaat atau khasiat dari pegagan ini. Yuk kita kulik bareng :)

Dari yang kubaca di www.iptek.net.id, pegagan bisa dijadikan untuk obat batuk, campak, wasir, cacingan, amandel, sakit tenggorokan, hepatitis, menambah nafsu makan, bisul, gigitan ular dll.

Untuk penyakit kulit bisa diambil daun segarnya, ditumbuk lalu diborehkan di bagian yang bermasalah.
Untuk penyakit lainnya, bisa dikonsumsi mentah sebagai lalapan, atau dijus, atau direbus dulu baru dimakan atau diambil airnya. Asal tidak berlebihan tentu masih aman dikonsumsi. Karena memang khasiatnya bagus bila dikonsumsi.
Kalo dibikin lalapan segar, bisa bikin badan kita seger, membersihkan darah, memperbaiki empedu yang otomatis membantu sistem pencernaan (Ciyye kayak yang ahlinya gitchu..., yah ini kan kata para ahli dan bukti dari warisan nenek moyang kita) ;)

Emang sih kalo kata dr. TAn Shot Yen yang biasa ada di rubrik konsultasinya Tabloid NYATA (gak lagi iklan loh) sebenarnya makanan yang baik kita makan adalah sayuran yang masih mentah dan segar, karena gizinya masih utuh dan lambat dicerna oleh tubuh kita sehingga memberikan efek kenyang dan bertenaga yang lebih lama. Gak percaya? liat tuh sapi, kambing, kuda dll mereka cuma makan rumput tapi apa pernah yang namanya masuk angin? :D

Eit..! kok jadi menyimpang dari topik pegagan kita yah? kalo misal dibikin teh bisa membantu mengeluarkan cacing dari tubuh kita, mimisan, menurunkan panas.

Rasanya juga gak jelek-jelak amat, khas sayur mentah gitu. pait-pait dikin tapi gak bikin mual kok. Yah seimbanglah dengan khasiatnya, malah tinggi khasiatnya daripada rasa gak enaknya. Suer!! aku pernah nyoba sekali langsung petik di taman, kucuci pake air minum yang kubawa, trus tak kunyah kayak kambing ngunyah rumput gitu. not delicious but fine.

Sebenarnya sudah saatnya bagi kita untuk kembali ke makanan asli kita sebagai makhluk hidup sebagaimana makhluk hidup lainnya. Harimau makan daging, kambing makan rumput segar, manusia sebagai pemakan segala mestinya bisa menyontoh dari makhluk hidup lainnya. Tentu kita yang diberi akal pikiran bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian yang ada di muka bumi ini. (Ye.. sok filsafat banget ya).

Semoga bisa diambil manfaatnya ya?




Jalan-jalan Pagi

Hari Jum'at beberapa minggu yang lalu (ketauan males posting niy...), aku, suamiku dan Sekar jalan-jalan ke taman Kyai langgeng. Pagi-pagi habis subuh gitu biar gak di kenai karcis, cuma bayar seikhlasnya saja. Setelah membeli gorengan untuk bekal di dalam nanti (niy mau jalan-jalan apa mau numpang ngemil ya?).
Jalan-jalan bareng keluarga tu ada senengnya, terutama kalo udah ada anak. Seneng banget liat anak gembira ria dan terheran-heran liat seisi taman plus penghuni-penghuninya.




Saat-saat bidadariku masuk PG

Ada sensasi luar biasa yang tidak bisa kuungkap dengan kata-kata waktu Sekar, bidadari kecilku, masuk PG. Bukan PG kelas wah dengan kurikulum yang terdengar mahal, koq! PG-nya sekar ini malah gratis karena diperuntukkan buat masyarakat kelas penerima BLT gitu. Sorry! kalo ada yang tersinggung :D
Rasanya aneh, rasanya baru kemarin mbrojolin tu anak, dengan taruhan operasi lagi (Alhamdulillah, gak jadi) tau-tau udah masuk sekolah. Biarpun baru play group :$
waktu nungguin Sekar sekolah, pelajarannya cuma nyanyi melulu. Mau baris nyanyi, meluruskan barisan nyanyi, masuk kelas nyanyi, diabsen nyanyi, mau berdoa nyanyi dulu, pokoknya nyanyi - nyanyi dan nyanyi.

Sekar dengan seragam sekolahnya.

Tujuanku memasukkan dia bukan untuk gaya-gayaan. Aku memasukkan dia ke PG karena pertama, gratis gak pake bayar pendaftaran. asal mau masuk dan berangkat sekolah teratur ya dianggap udah jadi siswanya. Cuma bayar untuk seragam olah raganya doang. Seragam resminya aku jahit sendiri. Duh senengnya waktu liat Sekar pake seragam jahitanku sendiri :L

Kedua, supaya Sekar belajar berinteraksi dengan anak-anak diluar lingkungan rumahnya. ketiga, rasanya memang lebih gampang jika anak dibuat belajar mengenal segala sesuatu yang baru bareng teman-temannya.
bareng sepupunya pas acara PAUD di lingkungan rumah

Alhamdulillah, cuma perlu waktu sekitar sebulan baginya bisa bergabung dengan teman-temannya tanpa perlu ditemani ibunya. Sekar memang cenderung mandiri. Itu karena kulatih dia begitu semenjak dia masih bayi merah :d

Kapan-kapan kuceritakan perjuanganku membesarkan bidadariku.

1.22.2009

Memanfaatkan sampah rumah tangga

Membuang Sampah atau Mengelola Sampah?

Seiring kemajuan zaman, semakin bertambah banyaknya penduduk bumi maka semakin banyak pula sampah yang dihasilkan? Jika tidak percaya, tengoklah ibu-ibu atau malah anda sendiri yang belanja ke warung. Perhatikan, apa saja yang dibawa pulang selain barang belanjaan! Kantong kresek besar, bungkus tempe/ tahu/ bumbu-bumbu. semakin banyak barang belanjaanya maka semakin banyak pula sampah yang dibawanya pulang untuk tong sampah di rumahnya. Belum lagi setelah selesai memasak kita bisa temui potongan sayur yang tidak turut dimasak, kulit buah, sayur basi, nasi basi, sisa makanan yang tidak habis dimakan.

Semua hal itu membuat saya bingung harus bagaimana. Terus terang saya sering merasa sungkan membuang sampah terutama makanan basi ke tong sampah. Perasaan sungkan ini saya tujukan untuk pak sampah (maksud saya bapak pengangkut sampah). Sampah itu kan bau, kotor, belum lagi kalau sudah membusuk. Aduuh, semakin tidak nyaman saja hati ini. Pikir saya masak barang kaya gini mesti diangkut-angkut, mana bau, kotor, lembek, juicy (hehe berair kan sudah busuk)!

Sampah terbagi menjadi 2 jenis yaitu sampah basah (organik) dan sampah kering (anorganik). Sampah basah biasanya terdiri dari sampah dapur, potongan sayur, sisa makanan, sayur basi, kulit buah, dll. Karena asalnya yang dari makhluk hidup tentu saja sampah-sampah ini bisa membusuk dan kembali menjadi tanah. Sedangkan sampah kering bentuknya beragam misal
1. plastik (gelas/botol air mineral, botol kosmetik, tas kresek),
2. bungkus sabun deterjen/minyak goreng/pewangi pakaian,
3. kertas (koran, kardus),
4.kaca (barang pecah belah), dll.
Plastik dan seluruh variannya membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa diproses alam, sekitar 200-400 tahunan. Jika dibakar bukan saja asapnya mencemari udara bahkan bisa menyebabkan kanker paru-paru.

Bagaimana mengatasinya?

Sebenarnya kita tidak perlu membuang sampah terutama sampah basah atau sampah organik sampai begitu jauhnya ke TPA/TPS. Jika kita mau sedikit repot cukup kita buat lubang di tanah dan diberi penutup dengan beton yang bisa diangkat. Nah...setiap kita membuang sampah basah terutama sampah dapur kita bisa membuangnya ke lubang tersebut. Setelah lubang penuh kita biarkan sampai sebulan lebih agar sampah membusuk dan kembali menjadi tanah yang menyuburkan. Kita bisa menggunakan kompos dari sampah itu setelah sampah berubah menjadi tanh hitam, tidak berbau dan tidak panas. Selagi kita menunggu proses tersebut kita buat lagi lubang tanah di tempat lain dan begitu seterusnya.

Memilah sampah yuuk!

Sampah kering seperti plastik, botol/gelas air mineral banyak dicari oleh pemulung. Biasanya mereka akan menjualnya ke tempat pengepul karena benda-benda seperti itu bisa didaur ulang. Alangkah baiknya bila kita mau menyisakan sedikit waktu kita untuk memilah sampah. cukup Sediakan dua tempat sampah untuk dua jenis sampah tersebut. Sehingga para pemulung itu bisa dengan mudah mengambil barang yang mereka cari tanpa harus mengkorek-korek gunungan sampah kita.
Selain itu sebenarnya kita juga bisa berkreasi membuat kerajinan tangan dari bungkus sabun misalnya. Dibuat menjadi tas belanja, dompet, bunga hias, tikar, dan lain-lain. Bahkan diberbagai kota kegiatan seperti itu telah mendatangkan penghasilan tambahan yang tidak sedikit.